Senin, 02 September 2013

PROSES PERSALINAN EPISODE PERTAMA

28 Oktober 2013


    Semenjak siang ketika mendengar cerita dari ibu hamil sebelah waktu di RSI Jemursari bahwa coba deh diinget-inget pernah nggak kepikiran atau terucap waktu hamil mau lahir dimana?? Karena pernah ada tetangga yang dulunya suami pernah berucap bahwa istrinya akan melahirkan di Rumah Sakit "A". Pada saat menjelang HPL sampai melebihi HPL si istri belum juga melahirkan diingat-ingatlah ucapannya. Ternyata si suami sering sekali berucap ketika ditanya teman bahwa istrinya akan melahirkan dimana dia selalu menjawab rumah sakit "A". Padahal si istri tidak pernah sekalipun periksa kandungan di Rumah Sakit "A". Saat kontrol terakhir cobalah si suami mengajak si istri ke Rumah Sakit "A". Tidak sampai masuk kedalam si istri melahirkan di tempat parkir Rumah Sakit "A". Subhanallah boleh percaya boleh tidak hehehe. 

    Aku ingat-ingat kembali ternyata suamiku dulu awal hamil memang  ingin sekali anak pertama kami lahir di Gresik. Hanya saja aku yang tidak mau, dengan alasan terlalu merepotkan mertua. Malam itu juga entah kenapa aq ingin sekali cepat ke Gresik. Suamiku kuminta tolong untuk meminta pendapat ke mertuaku, bagaimana baiknya. Dan Alhamdulillah orang tuanya mengijinkan dengan catatan naik taksi. Malam itu juga aku menunggu tetangga kanan kiri sepi, biar tidak terlalu banyak pertanyaan. Mitos yang beredar jika perut hamil tua kemudian dibawa ke tempat lain akan menjadi muda begitu sebaliknya, kalaupun nekat pergi harus membawa pasir dari rumah sebagai tanda tidak pindah rumah tapi pindah tempat tidur. 



    Akhirnya suami keluar untuk sewa taksi dan negosiasi taksi. Dapatlah taksi Mandala dengan tarif Rp.275.000 dari kontrakan menuju ke rumah Mertuaku di daerah Sidayu - Gresik. Awalnya Rp. 300.000 tapi kenanya Rp.275.000, gak apa-apa lah itung2 sedekah mudah-mudahan si dedek cepet lahir. Amiin. Pukul 20.45 Wib, kami berdua berangkat sambil membawa bawaan baju tapi tidak dengan baju si kecil, yang sengaja kami tinggal dulu biar tidak terlalu didramatisir. Kurang lebih satu jam kemudian sampailah kita ke Sidayu Gresik dengan selamat. Alhamdulillah. Semua keluarga menyambut meski waktu sudah malam. 

Hari Kamis tgl 29 Agustus 2013

    Di Gresik rumah mertua ini ada tangga dan banyak jalan naik turun. Mulailah aku beraktifiatas seperti biasanya jalan-jalan pagi bersama suami dan salah satu adik juga keponakannya. Aku juga naik turun tangga biar capek dan lelah, aku mencoba untuk terus naik turun tangga sambil jalan ke depan ke belakang. Seperti kitiran deh pokoknya, dan aku memang berharap ada kelanjutan setelahnya. Maksudku kontraksi, sambil aq berbicara kepada janin yang ada di perutku supaya besok hari baik hari Jumat dia mau keluar dari perutku dan membantuku dalam proses persalinan. Aku yakin dia mendengar apa yang aku ucapkan. 

    Aktifitas naik turun tangga sambil jalan mondar mandir aku lakukan, sore ini suami harus balik ke Surabaya. Karena besok hari Jumat harus bekerja. Aku mengepel lantai rumah mertuaku dengan harapan juga capek dan akhirnya kontraksi itu muncul. Selepas mengepel aku memang agak capek namun belum ada tanda-tanda, setelah mendengar adzan maghrib barulah aku merasakan mules-mules yang teratur. Sangat teratur inikah yang namanya kontraksi????, aku bercerita kepada ibu mertuaku. Ya mungkin itu selepas isya' aq akhirnya berbaring sambil merasakan kontraksi. 

     Sebelumnya ada salah satu saudara suamiku yang datang sambil membawa sebuah buku kecil berisi doa-doa. Diberikanlah buku itu dan diberi tanda bagian mana yang harus kubaca. Intinya artinya adalah "Ya Allah, tidak ada sebuah kemudahan kecuali apa yang Engkau jadikan mudah". Kubaca itu terus sambil membaca La haula wala kuwwata illa billah, begitulah ibu mertuaku bilang. 

Ibu mertuaku berpesan, kalau sudah tidak sakit sholatlah Isya'. Akhirnya aku menyempatkan untuk sholat Isya' dulu. Kemudian aku berbaring kembali, tak lama kemudian seperti ada yang keluar, seperti cairan ya cairan dan lendir putih, mungkin itu ketuban, Dibawalah aku malam itu juga oleh Bapak Mertuaku ke salah satu bidan terdekat. Akhirnya diperiksalah aku disana, seperti disambar petir saat mendengar apa yang diucapkan Ibu Bidan. "Aduh belum masuk panggul, dan belum ada pembukaan sama sekali, saya tidak berani menangani kemungkinan besar ini adalah Cesar apalagi sudah melewati HPL". 

Oh Tidak,....... tapi demi keselamatan bayi memang aku harus menguatkan dan merelakan kalau memang Cesar adalah salah satu cara yang terbaik. Aku Pasrah....., ditelponlah salah satu Rumah Sakit jatuhlah pada Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik yang  bisa pake program Jamsostek. Malam itu juga aku, bidan, Bapak dan Ibu mertua, juga salah satu adik suamiku naik mobil mengantarku menuju ke rumah sakit tersebut. 
Sambil menguatkan diri berharap ada keajaiban disana dan akhirnya tidak jadi di Cesar, tapi entalah kembali lagi aku pasrah kepada-Nya.
  

La Tahzan Innallaha Ma'ana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar