Rabu, 28 Agustus 2013

PERIKSA KANDUNGAN DI RSI JEMURSARI

     HPL oh HPL bikin pusing kepala saya, HPL adalah Hari Perkiraan Lahir. Ya gara-gara si HPL ini aku dibikin stres. Perkiraanku melahirkan menurut HPHT adalah 15 Agustus 2013 yach sekarang sudah tanggal 28 Agustus 2013 (haaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa sudah lewat 13 hari) tapi si dedek belum juga mau menunjukkan tanda2 mau keluar. Semua orang yang barengan hamil dengan aku sudah pada melahirkan semua walaupun kebanyakan dengan proses  Secar. Aq nggak mau aku takut sama yang namanya operasi.

     Gara-gara melewati HPL itu juga dikasih tahu sama beberapa teman, kalau melebihi HPL ada yang bilang nanti meninggal karena kehabisan ketuban, ada yang makan tinjanya sendiri, ada yang bilang semakin besar bayi semakin banyak potensi untuk terlilit tali pusat.  Dan sejumlah hal-hal yang mengerikan hadeeeeh.

     Meski aq berlagak tegar di depan mereka dan menjawabnya dengan santai bahwa semua adalah kehendak Allah. Namun di belakang aku pun juga punya rasa yang cemas terhadap keselamatan dan kesehatan bayiku. Kadang aku suka menangis sendiri, tapi aku  tak boleh memaksa si dede untuk biar cepat-cepat keluar. Kalau aq menangis di depan suamiku, dia hanya berkata " Tenang sayang semua masih berjalan sesuai dengan rencana-Nya"

     Aku percaya bahwa  Dede sudah  melakukan tugasnya dengan baik dan aku juga yakin bahwa  tubuhku  juga sudah  melakukan  tugasnya dengan sempurna. Semua adalah buatan  Allah jadi aku  yakin bahwa  fase melahirkan memang tugas  seorang  ibu. Dan  Allah sudah membuat  semua organ-organ di tubuh kita bekerja sesuai dengan  fungsinya. Manusia hanya  wajib berusaha dan selebihnya adalah kekuasaan Allah.

    Hari ini hari Rabu, tanggal 28 Agustus 2013 aku mencoba memeriksakan kandunganku di dokter lain, setelah tanggal 20 Agustus 2013 kemaren divonis secar oleh dokter  sebelah (dr. Indra Yuliati, SpOG)  dengan alasan yang aku tak  tahu. 

    Pkl. 08.00 aku diantar suami ke RSI  Jemursari, sekitar 15 menit dari tempat kontrakanku. Sampai di parkiran memang sepi, sempat gogling di mbah Google memang rumah sakit ini lumayan sepi. Bayar Parkir dengan menunjukkan STNK Rp. 1000. Sampai kejauhan sudah kelihatan securitynya, tapi securitynya perempuan berkerudung lho. Kemudian ke ruangan pendaftaran, kami berdua diberikan penjelasan oleh security ke dua yang bertugas membuka dan menutup pintu ruangan pendaftaran. Ada pendaftaran untuk pasien lama dan pendaftaran untuk pasien baru. Suamiku mengambil nomor antrian kena nomor 18, kurang lebih satu jam kita menunggu dipanggil. Kemudian mengisi data-data pribadi, karena aq pasiennya maka data pribadikulah yang dibutuhkan. Setelah itu kita menuju kasir, sampai di kasir bayar Rp. 100.000. (biaya Dokter Spesialis Rp.65.000, kemudian untuk kartu kena Rp. 35.000). Hanya untuk pendaftaran belum USG dan sebagainya. 

     Dapatlah nomor antrian di Poli Kandungan kena nomor 10. Wah ngantri lagi nieh, hehehe.  Berulang kali suami ditelpon sama kantor. Akhirnya suami meninggalkan aku sambil menunggu dokter yang lagi ada di ruang operasi. Satu jam menunggu akhirnya dr. Fatimah Zahro, SpOG datang.  Dipanggilah satu persatu pasien, hmmmm masih sampe nomer 3, ketika nomor 6 aq segera menghubungi suamiku untuk segera kembali ke RSI. Disitu aku berkenalan juga dengan seorang ibu hamil yang hari ini mestinya HPL nya namun bayinya juga belum mau keluar.  Hehehe senang juga dapat teman senasib. 

     Tibalah aq yang dipanggil, di dalam ruangan ada 3 bidan dan  satu dokter. Kita ditanya mengenai HPL dan sebagainya. Maaf ya dok, saya bohong soal HPHT saya bilang ke dokter bahwa HPHT saya tanggal 15 November 2013 (mestinya 8 November 2013) saya hanya ingin tahu apakah USG bisa mengetahui ukuran janin yang sebenarnya. Akhirnya ditetapkan tanggal 22 Agustus 2013 adalah HPL saya (sebetulnya 15 Agustus 2013). 

   Kemudian berbaringlah aku diolesi gel seperti biasanya, dan kemudian dokter memeriksa ditaruhlah itu alat buat USG. Alhamdulillah si dedek masih baik2 saja, semuanya normal. Hanya ketubannya tinggal 7,5 cm. Tapi Insya Allah masih aman. Dokternya sepertinya pro normal dan tidak memvonis untuk disecar hanya disarankan untuk induksi saja. Kemudian periksa NT yaitu periksa jantung bayi. 

     Pindah tempat ke belakang bersamaan dengan ibu yang disebelahku tadi. Diberilah gel dan alat seperti ikat pinggang, kalau ada gerak bayi disuruh pencet alat yang sudah dipersiapkan. Kemudian ditinggal oleh perawatnya, selama 20 menit aq terbaring sambil mendengarkan suara denyut jantung bayi dari alat tersebut.


   Kemudian perawatnya datang dan melepas alat itu dari perut saya. Masuklah kembali ke ruangan dokter, alhamdulillah hasil rekap jantung si dede normal dan bagus. Dokter menyarankan untuk induksi agar mempercepat proses persalinan. Di situ malah lucu kalau operasi malah gratis dengan Jamsostek pastinya. Kalau normal bayar hehe. 

     Selesailah USG-nya cuma yang bikin kesel hasil USG nggak bisa dibawa pulang. Langsung kita kembali ke kasir untuk bayar biaya USG dan NT. Rekap jantungnya sih bisa dibawa pulang. Tapi hasil USG nya tidak, bayarlah kita ke kasir Rp. 185.000 (USG = Rp.65.000, NT = Rp. 125.000). 

     Sampai hari ini masih berusaha menunggu si kecil dengan normal aja. Mudah2an lancar sampai waktunya dia mau keluar dari perutku ini. Amiin


Semangat buat ibu2 hamil dan ibu2 yang menjelang persalinan. Jangan langsung percaya pada rekap medis satu opini ada baiknya mencari beberapa opini agar kita tidak dibodohi hehehehe.

5 komentar:

  1. mbak, gimana suasana periksa kehamilan di rsi jemursari? rencananya saya juga kan periksa kesana. terima kasih informasinya.

    BalasHapus
  2. maaf kelamaan jawabnya hehe suasananya ya sama seperti pada umumnya kok mbk pasti udah lahiran skrg

    BalasHapus
  3. gimana pelayanannya saat melahirkan di jemursari?

    BalasHapus
  4. gimana pelayanannya saat melahirkan di jemursari?

    BalasHapus