Jumat, 04 Mei 2012

PERCERAIAN VS PERNIKAHAN




Dari Umar, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda : "Sesuatu yang halal tapi dibenci Allah adalah perceraian" [HR. Abu Daud dan Hakim]
PERCERAIAN, tentunya dalam sebuah pernikahan tidak ingin ada kata perceraian. Apa arti sebuah pernikahan, lalu kenapa setelah menikah bisa bercerai, faktor apa saja yang menyebabkan perceraian itu terjadi?? dan apakah perceraian bisa dihindari?? ulasan yang akan banyak menyita waktu anda. Tapi sebelum anda membaca coba tanyakan pada diri anda apa arti Pernikahan menurut Anda???


Apalagi akhir-akhir ini banyak diperbincangkan mengenai beberapa artis yang cerai. Aneh tapi nyata contohnya saja Tamara Blazensky yang kelihatan mesra dengan pasangannya juga harus mengakhiri pernikahannya. Terry putri yang juga selalu tampil mesra di depan publik juga akhirnya bercerai. Itu hanya sekelumit artis yang mengakhiri pernikahannya dengan perceraian. Walaupun sebenarnya yang gak artispun bisa juga cerai. Menurut data  tahun 2010 dari Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama RI, yaitu dari 32 juta orang nikah setiap tahun se-Indonesia, maka ada 285.184 perkara yang berakhir dengan perceraian pertahun se-Indonesia. Jadi tren perceraian di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Lalu apa sebenarnya penyebab dari perceraian itu sendiri. 


Dan yang lebih menyakitkan adalah kebanyakan penggugat cerai adalah pihak isteri. Faktor perceraian yang paling dominan adalah kurang harmonisnya sebuah hubungan dalam rumah tangga untuk masalah ekonomi, perselingkuhan angkanya kecil. Prihatin tentunya karena ternyata banyak yang menikah banyak juga yang bercerai. Naudzubillah. 


Karena saya belum pernah menikah dan belum pernah bercerai (naudzubillah) membuat saya bertanya-tanya lalu kenapa dulu nikah kalau sekarang cerai dan bilang saya sudah tidak cocok lagi. Semudah itukah?? Menurut pengalaman orang-orang di sekeliling saya perceraian terjadi karena sebuah komunikasi yang tak lagi baik seperti di awal pernikahan. Karena itu benar bahwa ada pepatah mengatakan bahwa mempertahankan lebih sulit dari mendapatkan. Tak punya visi yang sama karena pas menikah buru-buru dan tidak terlalu mengenal dari pasangan. 


Akhirnya kalaupun dipaksakan bersama amat sangat menyakitkan. Memandang dari sisi yang lain mungkin itu kuncinya. Ketika kita menemukan sebuah kejelekan pada pasangan kita alangkah baiknya kita melihat sisi baiknya. Yang pasti bercerai atau meninggalkan pasangan kita hanya untuk sesuatu yang bersifat dunia  (karena lain lagi kalau sudah menyangkut hal yang prinsip : contoh pindah keyakinan tentu tidak bisa ditoleransi) tidak akan pernah kita mendapat kebahagiaan apapun. Itu menurut pandangan saya. Maka selayaknya kita bisa menerima seperti pada janji awal sebuah pernikahan bahwa akan senantiasa SETIA apapun yang terjadi sampai maut memisahkan. 


Karena PERNIKAHAN adalah perjanjian dengan Tuhan. Semoga dapat menjadi sebuah koreksi dan perenungan bagi pasangan suami isteri yang sedang gundah atau sedang dalam proses bercerai dan bagi orang-orang muda yang belum menikah dan berencana menikah. 


Maka marilah kita kita membuka mata dan merenungkannya dengan pikiran yang jernih mengapa perceraian dibenci oleh Allah. Tak lain karena perceraian pada hakikatnya bukanlah solusi untuk mengatasi masalah, melainkan cara untuk melarikan diri dari masalah. Padahal Allah lebih mencintai orang-orang yang tekun dan sabar dalam perjuangannya sebagaimana firman-Nya:


…Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. [Q.S. an-Nisaa' 4:19]

Kalaulah surga yang menjadi tujuan kita, seberat apa pun perjuangan dan pengorbanan yang harus dilakukan, kita akan tetap berupaya mempertahankan keutuhan pernikahan. Bahkan, pernikahan yang di dalamnya penuh dengan onak dan duri, bila disikapi dengan positif, merupakan “jalan pintas” yang disediakan Allah untuk memperoleh surga-Nya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar