Satu-satunya harapanku adalah Ayah. Tapi apa jadinya bila Ayahku
sendiri yang menghancurkan semua mimpi dan masa depanku. Apa jadinya bila Ayah
yang aku harapkan bisa lebih mengerti dan memahami aku tak bisa memenuhinya.
Apa jadinya bila Ayah yang kucintai satu-satunya harapanku setelah Ibu tiada
malah semakin berbeda dengan sosok Ayah yang kuharapkan.
Aku sekarang benar-benar tak punya siapa-siapa kecuali DIA yang
Maha Suci dan yang tak pernah tidur. Aku hanyalah robot yang harus tunduk dan
patuh pada setiap aturan Ayah. Karena aku anak Ayah. Tuhan aku tidak ingin lagi
bicara pada Ayah mengungkapkan apa yang aku mau. Tidak akan lagi aku merengek
meminta Ayah memenuhi keinginanku. Aku tidak ingin lagi bicara pada Ayah. Aku
sudah tak bisa lagi membedakan mana Ayah yang sungguh-sungguh marah dengan Ayah
yang hanya bercanda marahnya. Aku hanya ingin bicara padam-Mu ya Rabb.
Sampaikanlah pada Ayahku bahwa aku sangat menyayanginya tapi aku tak bisa lagi
bicara padanya. Sampaikanlah pada Ayahku bahwa hidup ini teramat singkat jika
dihabiskan dengan kemarahan-kemarahan yang tak terkendali. Aku takut pada Ayah
karena perkataan-perkataan kasarnya. Aku takut pada Ayah akan sikap kasarnya. Aku
takut…. Aku takut…. Aku Takut ya Allah. Aku takut bicara lagi pada Ayah. Dan
mulai hari ini aku tidak ingin lagi bicara pada Ayah tentang apapun. Maafkan
aku anakmu yang tak berguna ini Ayah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar