Di saat sibuk dengan segala proses untuk persiapan nikah nanti (11-11-12). Kami berdua masih bingung cari kontrakan karena rencananya kami tidak akan menghabiskan waktu banyak untuk tinggal bersama orang tuaku ataupun orang tuanya. Kami berdua ingin benar-benar mandiri. Waktu itu kita ada 2 tempat yang baru kita dapat
1. Tempatnya lumayan karena masih baru tapi sayang harus lewat sawah-sawah itu artinya kita akan sulit untuk keluar malam. Masih bingung
2. Tempatnya lumayan harganya pun lumayan, tapi sayang deketnya dari kantor calonku tapi jauh dari kantorku.
Menurut saran Bapak kedua (bapak yang dikantor) kalau mau pilih aman, mending cari kontrakan yang deket dengan kerjaan si perempuan. Kenapa?? agar si laki-laki tidak merasa terbebani dengan antar jemput sang istri, si istripun tidak merasa terlalu bergantung pada laki-laki yang akhirnya akan menimbulkan konflik-konflik kecil tiap hari. Akhirnya kita masih bingung juga, dua2nya belum kita kasih keputusan.
akhirnya, kita pending selama 3 hari untuk berpikir. Akhirnya karena waktu kita juga tidak banyak aku mengiyakan tempat yang ke-2 dengan segala resikonya. Aku pasrah.
Saat akan kita tinjau ulang dan kita beri DP, ternyata kontrakannya sudah di DP-orang lain. Hah... lega rasanya hatiku (tapi didalam hati aja), aq bilang mungkin belum rejeki kita. Kita cari lagi ya......
Dua minggu yang lalu aku sempat melihat sebuah rumah yang masuk gang-gang sedang kosong dan dikontrakan. Cuman karena waktu itu tempatnya terlalu banyak orang dan terkesan kumuh. Aku cuma lihat sekilas doang dan gak nanya siapa yang punya kontrakan dan sebagainya.
Saat itu aku teringat lagi dengan rumah itu, akhirnya aku dan dia menyempatkan waktu sebentar untuk melihat siapa tahu masih ada, karena pertimbangannya adalah dekat sekali dengan kantorku. Bahkan aku bisa jalan kaki dari kontrakan ke kantorku. Setelah bertemu dengan orangnya dan melihat rumahnya, Calon Suamiku ternyata cocok dengan rumahnya cukup luas, dengan ruang tamu, 1 kamar, dapur dan kamar mandi. Dan yang tak kalah penting harganya cocok, meski kita berdua harus kontrak 2 tahun disitu karena kalau 1 tahun tak boleh.
Waktu itu aku sudah sempat bilang pada calon suamiku untuk memberi DP minimal 100.000 untuk panjer biar tidak dikasih orang. Tapi calon suamiku tidak mau. malah memberi kartu nama, sebagai tanda bahwa kita jadi dengan kontrakan itu. Ya sudah, alhamdulilah satu masalah sudah diselesaikan. Ya Allah sekali lagi kemudahan ini Kau berikan.
Besoknya aku cerita ke Bapak kantorku soal kontrakan itu beliau menanyakan apakah sudah di DP, aku jawab dg lugu belum. Beliau menyarankan agar memberi DP sebagai tanda jadi. Tanpa ba bi bu langsung saja aku tancap ke rumah kontrakan itu. Tuh kan bener, ternyata setelah kita berdua datang ada juga orang yang datang malah mau bayar tunai separuhnya, tapi untungnya Ibu yang punya kontrakan tidak melepaskannya karena sudah terlanjur janji pada kita berdua. Padahal kita berdua gak kasih apa2. Alhamdulillah masih rejeki.
Terima kasih ya Allah...........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar