Selasa, 24 Januari 2012

KECELAKAAN MAUT TUGU TANI


     Afriyani Susanti (29), pelaku tabrakan maut di Jalan Ridwan Rais, Gambir, Jakarta Pusat, yang menewaskan 8 Pejalan kaki tewas di tempat dan 1 orang meninggal di rumah sakit dan 3 lainnya mengalami luka-luka, Minggu (22/1) siang, ditetapkan sebagai tersangka.



   Ia dianggap melakukan pelanggaran berupa mengemudikan kendaraan melebihi kecepatan yang ditentukan dan mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain.



     Polisi masih melakukan penyelidikan segala kemungkinan yang terjadi, termasuk dugaan sopir Xenia mabuk saat mengendarai. Kini, Afriyani, warga Jalan Ganggeng Terusan, Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara, masih menjalani pemeriksaan di Sub Direktorat Penindakan Hukum Kepolisian Daerah Metro Jaya di Pancoran.

Saat berkendara, Afriyani menjalankan mobilnya dalam kecepatan 60-70 kilometer per jam. Padahal, aturan berkendaraan di dalam kota, maksimal 60 kilometer per jam. Selain Afriyani, di dalam mobil itu terdapat tiga teman tersangka. Tiga teman Afriyani baru ditetapkan sebagai saksi namun kini beralih menjadi tersangka narkoba.

Dalam pemeriksaan, tersangka mengaku rem mobilnya blong. Namun, menurut Darmanto, hal itu perlu pembuktian. Dalam pemeriksaan oleh petugas dan sejumlah wartawan, rem mobil bernomor polisi B 2479 XI itu ternyata tidak blong.


Disini saya tidak akan membahas siapa Afriyani Susanti dan apa yang sudah dilakukannya termasuk pesta narkoba dan kejadian naas tersebut.

         Disadari atau tidak, tidak ada satu manusia pun yang ingin menjadi pelaku atau korban dari kecelakaan. Yang membuat saya miris dengan kejadian ini adalah beribu orang menghujat pelaku (Afriyani Susanti) dengan ejekan-ejekan yang mengarah pada fisik seperti “Dasar si Tambun semoga dapat dihukum seberat-beratnya”, bahkan ada yang sampai bersumpah yang saya rasa hanya mengotori mulut saja.
       Bukankah si pelaku juga manusia, hendaknya kita sebagai sesama manusia berdo’a semoga setelah kejadian ini si pelaku ataupun orang-orang yang suka menenggak minum-minuman keras, mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, pemakai narkoba cepat sadar dan insaf. 

       Dan kita berdo’a semoga para arwah yang meninggal diterima di sisi-Nya dan untuk keluarga korban diberi ketabahan. Saya rasa itu jauh lebih efektif ketimbang menghujat sana sini. Dan mengotori mulut kita dengan cacian dan menghina orang yang belum tentu kita lebih baik dari dirinya. Coba jika kita sendiri sebagai pelakunya apa kita juga tidak akan merasa sakit jika disalahkan, dipojokkan dan semua kejelekan ditampakkan.

       Tak ada manusia yang sempurna. Manusia tempat salah dan lupa. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari kejadian ini. Dan jika kita ingin dimanusiakan manusia sepatutnya kita juga memanusiakan manusia seberapa besarpun kesalahannya. Wallahu'alam bisshowab.


La Tahzan buat Afriani
La Tahzan buat keluarga yang ditinggalkan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar