KECELAKAAN MAUT TUGU TANI
Afriyani Susanti (29),
pelaku tabrakan maut di Jalan Ridwan Rais, Gambir, Jakarta Pusat, yang
menewaskan 8 Pejalan kaki tewas di tempat dan 1 orang
meninggal di rumah sakit dan 3 lainnya mengalami luka-luka, Minggu (22/1) siang, ditetapkan sebagai
tersangka.
Ia dianggap melakukan pelanggaran berupa
mengemudikan kendaraan melebihi kecepatan yang ditentukan dan mengakibatkan
hilangnya nyawa orang lain.
Polisi masih melakukan penyelidikan segala
kemungkinan yang terjadi, termasuk dugaan sopir Xenia mabuk saat mengendarai.
Kini, Afriyani, warga Jalan Ganggeng Terusan, Sungai Bambu, Tanjung Priok,
Jakarta Utara, masih menjalani pemeriksaan di Sub Direktorat Penindakan Hukum
Kepolisian Daerah Metro Jaya di Pancoran.
Saat berkendara, Afriyani menjalankan mobilnya
dalam kecepatan 60-70 kilometer per jam. Padahal, aturan berkendaraan di dalam
kota, maksimal 60 kilometer per jam. Selain Afriyani, di dalam mobil itu
terdapat tiga teman tersangka. Tiga teman Afriyani baru ditetapkan sebagai saksi
namun kini beralih menjadi tersangka narkoba.
Dalam pemeriksaan, tersangka mengaku rem mobilnya
blong. Namun, menurut Darmanto, hal itu perlu pembuktian. Dalam pemeriksaan
oleh petugas dan sejumlah wartawan, rem mobil bernomor polisi B 2479 XI itu
ternyata tidak blong.
Disini saya tidak akan
membahas siapa Afriyani Susanti dan apa yang sudah dilakukannya termasuk pesta
narkoba dan kejadian naas tersebut.
Disadari atau tidak, tidak
ada satu manusia pun yang ingin menjadi pelaku atau korban dari kecelakaan.
Yang membuat saya miris dengan kejadian ini adalah beribu orang menghujat
pelaku (Afriyani Susanti) dengan ejekan-ejekan yang mengarah pada fisik seperti
“Dasar si Tambun semoga dapat dihukum seberat-beratnya”, bahkan ada yang sampai
bersumpah yang saya rasa hanya mengotori mulut saja.
Bukankah si pelaku juga
manusia, hendaknya kita sebagai sesama manusia berdo’a semoga setelah kejadian
ini si pelaku ataupun orang-orang yang suka menenggak minum-minuman keras,
mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, pemakai narkoba cepat sadar dan
insaf.
Dan kita berdo’a semoga para arwah yang meninggal diterima di sisi-Nya
dan untuk keluarga korban diberi ketabahan. Saya rasa itu jauh lebih
efektif ketimbang menghujat sana sini. Dan mengotori mulut kita dengan cacian
dan menghina orang yang belum tentu kita lebih baik dari dirinya. Coba jika
kita sendiri sebagai pelakunya apa kita juga tidak akan merasa sakit jika
disalahkan, dipojokkan dan semua kejelekan ditampakkan.
Tak ada manusia yang
sempurna. Manusia tempat salah dan lupa. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah
dari kejadian ini. Dan jika kita ingin dimanusiakan manusia sepatutnya kita
juga memanusiakan manusia seberapa besarpun kesalahannya. Wallahu'alam bisshowab.
La Tahzan buat Afriani
La Tahzan buat keluarga yang ditinggalkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar